Dalam hidup ini,
saya selalu meyakini bahwa ilmu merupakan sesuatu yang sangat berharga di dunia
ini. Sesuatu yang dapat meningkatkan derajat seoang hamba selain ketakwaannya. Sebagaimana
yang tertulis dalam Quran Surat Al Muzadallah (58) : 11
“Wahai orang-orang yang beriman,
apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka
lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan memberi kelapangan untukmu. Apabila
dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (Surah
al-Mujadalah/58: 11)
Namun tak semua
orang memiliki keberuntungan dan kemudahan yang sama dalam menuntut ilmu. Jika kita
lihat di luar sana, begitu banyak orang yang harus berjuang mati-matian untuk
menuntut ilmu. Semisal saja, ketika kita dapat pergi ke sekolah hanya dengan
hitungan menit, di luar sana masih banyak anak-anak seumuran kita yang harus
menempuh perjalanan berjam-jam utnuk mencapai sekolahnya tanpa keluhan
sedikitpun. Ketika kita dapat memperoleh bahan dan sumber belajar dengan
mudahnya, mungkin di luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang tidak
berkesempatan membaca buku, bukan karena tidak mau, namun tidak mampu untuk
memilikinya entah karena minimnya pengeluaran atau bahakan penghalang lainnya,
dan masih banyak lagi, Contoh tersebut hanyalah segelintir kenyataan yang sering
kita lupakan di sekitar kita.
Lalu masihkah
kita tidak bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang?
Saya selalu
mengagumi orang-orang yang memiliki niat dan keinginan utnuk menuntut ilmu
setinggi-tingginya dengan tujuan menggapai ridho ALLAH, walaupun harus ditempuh
dengan perjuangan yang tak mudah, bahkan hingga mengorbankan harta yang
dimilikinya. Tetapi tidak masalah, karena Harta akan habis sedangkan ilmu
tidak. Harta adalah sesuatu yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat,
sehingga harus digunakan untuk hal-hal yang berfaedah, termasuk digunakan untuk
meniti jalan mencapai ilmu tersebut.
Beberapa hari
yang lalu, saya diberi kesempatan untuk bersilaturahmi dengan teman-teman pada
masa sekolah menengah pertama. Betapa beruntungnya dipertemukan dalam lingkaran
tali silaturahmi dengan orang-orang yang Insyaallah memiliki pemikiran dan niat
yang baik dalam hidupnya. Sebagian besar dari mereka sedang menempuh kuliah di
beberapa perguruan tinggi di dalam maupun luar daerah, namun tak sedikit ada yang
sudah lulus dan bekerja pula. Betapa beruntungnya saya memiliki teman-teman
hebat seperti mereka.
Namun ada
beberapa pelajaran yang dapat diambil dari beberapa kisah perjuangan teman saya
dalam menuntut ilmu, yang mungkin bisa bermanfaat bagi teman-teman semua. Salah
satunya adalah dari teman saya yang tak saya sebut namanya.
Seingat saya, dulu
dia termasuk murid yang pandai di kelas. Tak jarang, dia mendapatkan nilai di
atas rata-rata dan mencapai ranking kelas. Ketika sesi sharing, dia
menceritakan kisah perjuangan hidupnya hingga dapat menempuh jenjang kuliah
saat ini yang katanya diambil dari jalur berbeda dari yang lain.
Selepas lulus
dari SMP, dia melanjutkan studinya di salah satu SMK di kota Sukoharjo. Seperti
jenjang sekolah menengah kebanyakan, selepas 3 tahun dia pun lulus kembali. Sampai
di sini dia mengungkapkan bahwa ia memiliki kebimbangan antara melanjutkan
kuliah atau memutuskan utnuk bekerja. Dia beranggapan bahwa jika ia bekerja, ia
dapat membantu orangtuanya, sedangkan akan bergantung kepada orang tuanya jika
ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah. Hingga akhirnya dia pun memilih bekerja
terlebih dahulu di luar kota selama 2 tahun. Menuju akhir pekerjaannya, dia pun
berpikir kembali bahwa menuntu ilmu itu penting baginya, setidaknya dapt
mempermudah mencari pekerjaan jika sudah mendapat gelar sarjana nantinya.
Setelah itu, dia
pun bertekad bulat untuk memutuskan berkuliah di salah satu PTN di Solo. Selama
1 bulan, dia belajar dengan sangat tekun dan harus pulang balik SOLO ke
tempatnya bekerja hanya untuk mendaftar SBMPTN di sana. Dan Alhamdulillah,
ALLAH menjawab doanya. Ia pun diterima di sana dengan program studi pilihannya.
Dari pengalaman
teman saya tersebut, saya dapat menarik kesimpulan bahwa ALLAH akan mempermudah
hambaNya yang mau berjuang, bekerja keras, dan berdoa, serta bertawakal
kepadaNya. Begitu pun dengan orang-orang yang menuntut ilmu, InsyaALLAH ALLAH
akan memudahkan jalan mereka. Walaupun sebelumnya ada yang berpikir minimnya
keuangan untuk membayar uang kuliah atau sulitnya mengerjakan soal tes, atau alasan
lainnya, namun jangan khawatir, ALLAH lah yang akan menolong dengan keajaiban
dan kuasaNya.
Bukankah kemudahan
kita dalam menuntut ilmu adalah kehendak dan pemeberian ALLAH SWT?
Bukankah kesuksesan
yang mungkin kita dapat saat ini adalah hadiah dari ALLAH SWT?
Bukankah segala
yang terjadi pada diri kita hingga saat ini tak lain adalah takdir dari ALLAH
SWT?
Kita sering lupa
bahwa kita hanyalah hamba, kemudahan dan kemampuan kita dalam bekerja serta
menuntut ilmu adalah bentuk kasih sayangNya kepada kita. Sejatinya kita tidak
memliki apa-apa, itulah yang harus diingat.
Pengalaman lain
datang dari teman saya sekelas dulu. Tak jauh berbeda dari pengalaman teman
saya sebelumnya. selepas lulus SMP, dia harus bekerja dulu untuk mengumpulkan
biaya sekolah lanjutan selama 1 tahun. Setelah itu, baru dia bisa melanjutkan
ke jenjang SMK. Teman saya yang satu ini juga pintar di berbagai bidang khususnya
matematika. Setahu saya, dia pernah menjadi perwakilan kabupaten dalam
olimpiade matematika di tingkat provinsi. Hebat sekali bukan?
Tak berbeda
dengan sekolah yang lain, ia menamatkan SMK dalam jangka waktu 3 tahun. Ketika ingin
melanjutkan kuliah, nasib berkata lain, ia tidak lolos jalur SNMPTN. Dia pun
memutuskan utnuk bekerja kembali demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah utnuk
melanjutkan ke bangku kuliah. Pada tahun berikutnya, ia pun memutuskan utnuk
memasuki kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta, alasannya supaya ia
dapat bekerja part time juga.
Usaha dan kerja
kerasnya lah yang terkadang membuat saya malu. Ketika dia sudah dapat membiayai
kuliahnya sendiri, namun saya masih tetap saja bergantung kepada orangtua. Tak henti-hentinya
saya berdecak kagum melihat proses panjang perjuangannya dalam menempuh ilmu. Semoga
ALLAH meningkatkan derajatmu dan memberikan rahmat kepadamu teman.
Begitu pun
dengan pengalaman yang pernah saya dengar dari Ust Hannan Attaki di sebuah
kajian beliau. Sebelum memustuskan
menuntut ilmu di Mesir, tepatnya Universitas Al Azhar, beliau sempat dihinggapi
kebimbangan karena ketidakcukupan biaya yang dimiliki. Hingga akhirnya,
ustadznya menasihati beliau bahwa segala kecukupan dan rezeki adalah pemberian
ALLAH. Mau di Mesir atau di Indonesia, ALLAH tetap akan mencukupi rezeki
hambaNya sesuai kehendakNya. Setelah itu, Ust. Hannan Attaki pun bertekad untuk
pergi ke Mesir dengan dana seadanya.
Setelah sampai
di Mesir, dia pun berjuang untuk mencari beasiswa di sana. Bermodalkan kemahirannya
dalam membaca Al quran, dengan izin ALLAH, beliau pun berhasil mendapatkan 3
beasiswa kuliah sekaligus.
Nah itulah kuasa
ALLAH yang ditunjukkan kepada kita. ALLAH sudah berjanji bahwa Ia akan memberi rezeki
hambaNya dari arah yang tak terduga-duga selama hamba tersebut mau berjuang dan
berusaha di jalan yang lurus.
Sungguh ALLAH
menyukai orang yang bertakwa di antara kita, namun ALLAH lebih menyukai orang
yang bertakwa dan berilmu di antara kita. ALLAH sangat mencintai pemuda-pemuda
yang mau bekerja keras di jalan dakwah serta mau menuntut ilmu untuk menggapai
ridhoNya. Maka dari itu, jadilah muslim yang cerdas, bertakwa, dan kuat. Luruskan
niat kita dalam beribadah, berusaha, dan belajar tak lain hanyalah untuk menggapai
ridho dan rahmat ALLAH. Semoga kita termasuk orang-orang yang berada di
golongan kanan. Aamiin.
Bismillah, Do it
for the sake of ALLAH.