Title : You are my
friend
Author : ちょゆき
Chapter : 4/?
Genre : Friendship
| Tragedy | Hurt | Family | Angst |Drama
Fandom : (My) Original Character (Hime, Yuri,
Mirai, Aya, Cho, Ve)
Rated : NC - 13
Summary : Karena kamu adalah temanku . . .
Warning : Author masih pemula diksinya dari dulu
sampai sekarang masih membosankan + makin Alay karena kelamaan hiatus, tapi Fic
ini penuh emosi *menurutku*.
Note : Yappa >o<’’, saya
kembali ke dalam dunia asliku, menyenangkan sekali. Sepertinya ini FF terakhir
sebelum puasa. Sebenarnya aku mau nulis lagi juga gara – gara dibujuk sama
tuh.. Dita, Ar, sama si Kiki dan yang lainnya *kayak ada yang baca :P* yang
dari dulu udah nyuruh – nyuruh, tapi baru kubuatin sekarang, Maaf sekali, Maaf
jika tidak memuaskan. Karena saya udah terlanjur janji, jadinya belajar gak
tenang, makan gak tenang, mandipun gak tenang, buru – buru akan kulunasi hutang
saiia, hehehe.
- Dedicated
to all of my friends who always read my stories. Thank you so much^^ -
Happy Reading
^^
~~~~Hime . . . 14 years old~~~ ~
THE TRAGEDY
Persahabatan Hime dan Cho semakin akrab, ketika kedua orang
tua mereka menjalani suatu kerja sama di dalam salah satu bisnis yang amat
menjanjikan. Kebetulan mereka adalah kepala perusahaan besar di Jakarta dan
tanpa disengaja, kedua perusahaan sedang menangani suatu proyek yang sama.
Mereka menjalani proyek dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit *ngawur xD*.
Hanya saja, perusahaan ayah Himelah yang lebih mendominasi, awalnya kerja sama
mereka berjalan dengan baik, namun bulan demi bulan, terlihat suatu kejanggalan
terjadi pada ayah Cho.
Ayah Cho yang bernama Mr. Tsuzuke itu akhir – akhir ini
dicurigai oleh beberapa bawahan dari ayah Hime, Mr. Tetsuya. Tapi, mereka tidak
berani mengatakan fakta ini kepada Mr. Tetsuya karena takut dianggap tidak
menghormati atasan mereka. Merekapun hanya menganggapnya angin lalu.
~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~
“Bagaimana rencana kita?”
Seorang lelaki berjas hitam sedang memandang keluar jendela
siang itu, di sebuah ruangan yang cukup besar dan penuh dengan tumpukan buku
hingga peralatan kantor yang terletak di atas meja. Memang benar laki – laki ini adalah seorang pemilik perusahaan.
“Sepertinya akan berhasil, rencana sudah kami persiapkan
secara matang.”
“Bagus. Proyek ini harus menjadi milik kita sepenuhnya.”
“Baik, Mr. Tsuzuke.”
Untuk yang pertama kalinya pria berjas hitam bernama Mr.
Tsuzuke itu berbalik dan menyunggingkan senyum sinis di bibirnya.
~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~
“Ohayou!”
Seorang perempuan muda berlarian kecil menuruni tangga
rumahnya menuju meja makan. Ia terlihat sangat ceria pagi itu ketika menyambut
kedua orang tuanya.
“Ohayou Hime-san, ayo segera sarapan!” Ucap ibu Hime yang
terlihat sibuk menyiapkan beberapa makanan di atas meja.
“Hai.” Ucap Hime segera mengambil tempat duduk dan bersiap –
siap menyantap makanan.
“Hime, hari ini libur bukan? Kau ingin melakukan apa?” Tanya
Ayah Hime.
“Emm, aku belum terfikir sih, Ayah,” Ucap Hime di sela – sela
makannya.
“Bgaimana kalau ikut ayah bekerja?”
“Ha? Boleh?”
“Tentu saja, daripada kamu suntuk di rumah?”
“Asyik!” Ucap Hime senang.
“Ayo berangkat, kau sudah mandi bukan?”
“Sudah dong. Ibu, aku ikut ayah ya?” Pamit Cho.
“Baiklah, hati – hati di sana.”