Dreaming in حلالا way. . .

Halaman

Cari Blog Ini

Apa sih artinya?

Senin, 15 Mei 2017

Aku Merindukan Rumah yang Engkau Ridoi


 Lepas, Lemas, Lelah

Entah aku tak mengerti dengan perasaan yang akhir-akhir ini menghampiri hati

Aku sama sekali tak mengerti mengapa bisa seperti ini.

Ada rindu yang benar-benar terpatri namun tak kunjung bertemu.


Aku merindukan sebuah rumah yang Engkau ridoi

Aku rindu menghabiskan waktu bersama orang-orang yang aku sayangi

Aku rindu berdoa di setiap sepertiga malam untuk mereka.

Sungguh aku merindukan ukhuwah yang terjalin indah dalam sebuah lingkaran bernama keluarga.

Tapi aku tak menemukannya sekarang.


Seperti terhempas tak berdaya

Seperti terusir jauh tanpa dipedulikan

Aku hanya ingin kembali ke rumah itu.

Sebuah rumah yang Engkau ridoi

Sebuah keluarga yang Engkau ridoi


Aku merindukan ukhuwah penuh cinta yang selalu menghiasi rumah itu

Aku rindu akan cahaya-cahaya yang dinyalakan bersama bacaan quran yang merdu dan menentramkan

Sungguh aku rindu berdoa untuk kebaikan mereka.

Tapi untuk pertama kalinya aku lelah berdoa. Astaghfirullah

Apalah aku ini?


Aku hanya tidak tahu harus bagaimana?

Aku hanya tidak mampu menghadapi kenyataan seorang diri.

Allah. Sungguh aku merindukan pertemuan denganMu

Tapi aku takut Engkau tak ridho dengan kami yang bercerai berai tak peduli


Sungguh aku berharap bisa membangun rumah sesuai syariat

Aku berharap mampu menyemai benih-benih kedamaian di keluargaku kelak

Sungguh, aku mengharapkan orang yang cukup bijaksana untuk mendampingi perjalananku di masa depan

Yang siap mendampingi, membimbing, dan menyeru atas kebaikan.

Karena aku merindukan rumah yang Engkau ridhoi.

Aku ingin menciptakan rumah yang Engkau ridhoi

Semoga ada yang mengaminkan.

Senin, 01 Mei 2017

Memperkirakan `mu`


Seperti apa dirimu?
Aku tak sanggup lagi membayangkanmu berada di masa depanku.

Semakin ku melihat sosokmu,
Semakin diri ini menciut dalam gelap kalbu.

Ah. Rasanya, tak pantas lagi membayangkanmu,
Membersamaiku.

Apakah ini?

Bayangan – bayangan tentang indahnya rumah dan kehidupan denganmu,
Memudar seketika

Aku tak pantas lagi membayangkan sosokmu hadir melengkapi kehidupan yang kuidam-idamkan itu
Kehidupan yang aku harap menjadi awal tangga-tangga surga itu tercipta.

Aku yang semula membayangkanmu menjadi pemimpin dan pembimbingku,
Menyerah seketika

Karena sejatinya, aku tak pantas bersanding denganmu
Sama sekali tak pantas

Bisa-bisanya diri ini?
Berani-beraninya diriku membayangkan sejauh ini?

Sudahlah, bagaimana cara menghapusmu?
Tapi hingga sekarang pun tak bisa

Aku hanya bisa merelakanmu
Bersama bidadari-bidadari surga sesuai angan-anganmu

Bukankah pangeran surga sangatlah tepat bersanding dengan bidadari surga?

Memangnya siapa aku?
Bisa-bisanya memasang-masangkan aku dan kamu.