Dreaming in حلالا way. . .

Halaman

Cari Blog Ini

Apa sih artinya?

Senin, 23 Juli 2012

Jangan Takut Salah [Materi Ceramah/Pidato]


Kadangkala manusia itu harus meningkatkan proses pembentukan dirinya dalam keadaan yang belum siap untuk  didatangi dan dihadapi. Sehingga hal inilah yang membuat perbuatan kita terkadang belum tentu sesuai dengan orang lain atau perbuatan orang lain yan belum sesuai dengan keinginan kita. Maka dari sinilah akan timbul kesalahan. Memang benar jika manusia adalah tempat berbuatnya salah, namun jangan membenci seseorang dari kesalahannya karena dia bukan setan, namun jangan terlalu memuji orang yang benar dan baik, karena dia bukan malaikat yang selalu benar.

Dalam menyikapi kesalahan, kita harus menyadari kesalahan kita dan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi dan memperbaikinya. Bukannya ketika sudah mengetahui kalau kita bersalah, tapi tidak mau mengakuinya, sehingga hal ini haram baginya. manusia tidak akan tahu jika ia salah atau benar sebelum mencoba, sehingga jangan takut berbuat salah. karena kesalahan itu mengantar kita untuk menjadi lebih hebat dan lebih dewasa.

Ada 3 hal penting dalam menyikapi kesalahan ini :
  • ·   Jangan menjelek – jelekkan orang yang berbuat salah, karena kita belum tentu dapat berbuat baik
  • ·         Jangan menghakimi orang yang bersalah, karena bisa jadi itu akan menjadi pelajaran besar baginya.
  • ·         Dia berbuat salah mungkin saja karena dia tidak tahu.

Jumat, 20 Juli 2012

[FF] You are my Friend -Part 4-


Title                 : You are my friend
Author             : ちょゆき
Chapter           : 4/?
Genre              : Friendship | Tragedy | Hurt | Family | Angst |Drama
Fandom           : (My) Original Character (Hime, Yuri, Mirai, Aya, Cho, Ve)
Rated              : NC - 13
Summary        : Karena kamu adalah temanku . . .
Warning          : Author masih pemula diksinya dari dulu sampai sekarang masih membosankan + makin Alay karena kelamaan hiatus, tapi Fic ini penuh emosi *menurutku*.
Note                : Yappa >o<’’, saya kembali ke dalam dunia asliku, menyenangkan sekali. Sepertinya ini FF terakhir sebelum puasa. Sebenarnya aku mau nulis lagi juga gara – gara dibujuk sama tuh.. Dita, Ar, sama si Kiki dan yang lainnya *kayak ada yang baca :P* yang dari dulu udah nyuruh – nyuruh, tapi baru kubuatin sekarang, Maaf sekali, Maaf jika tidak memuaskan. Karena saya udah terlanjur janji, jadinya belajar gak tenang, makan gak tenang, mandipun gak tenang, buru – buru akan kulunasi hutang saiia, hehehe.


- Dedicated to all of my friends who always read my stories. Thank you so much^^ -



Happy Reading ^^




~~~~Hime . . . 14 years  old~~~         ~


THE TRAGEDY


Persahabatan Hime dan Cho semakin akrab, ketika kedua orang tua mereka menjalani suatu kerja sama di dalam salah satu bisnis yang amat menjanjikan. Kebetulan mereka adalah kepala perusahaan besar di Jakarta dan tanpa disengaja, kedua perusahaan sedang menangani suatu proyek yang sama. Mereka menjalani proyek dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit *ngawur xD*. Hanya saja, perusahaan ayah Himelah yang lebih mendominasi, awalnya kerja sama mereka berjalan dengan baik, namun bulan demi bulan, terlihat suatu kejanggalan terjadi pada ayah Cho.

Ayah Cho yang bernama Mr. Tsuzuke itu akhir – akhir ini dicurigai oleh beberapa bawahan dari ayah Hime, Mr. Tetsuya. Tapi, mereka tidak berani mengatakan fakta ini kepada Mr. Tetsuya karena takut dianggap tidak menghormati atasan mereka. Merekapun hanya menganggapnya angin lalu.


~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~


“Bagaimana rencana kita?”

Seorang lelaki berjas hitam sedang memandang keluar jendela siang itu, di sebuah ruangan yang cukup besar dan penuh dengan tumpukan buku hingga peralatan kantor yang terletak di atas meja. Memang benar laki – laki  ini adalah seorang pemilik perusahaan.

“Sepertinya akan berhasil, rencana sudah kami persiapkan secara matang.”

“Bagus. Proyek ini harus menjadi milik kita sepenuhnya.”

“Baik, Mr. Tsuzuke.”

Untuk yang pertama kalinya pria berjas hitam bernama Mr. Tsuzuke itu berbalik dan menyunggingkan senyum sinis di bibirnya.


~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~


“Ohayou!”

Seorang perempuan muda berlarian kecil menuruni tangga rumahnya menuju meja makan. Ia terlihat sangat ceria pagi itu ketika menyambut kedua orang tuanya.

“Ohayou Hime-san, ayo segera sarapan!” Ucap ibu Hime yang terlihat sibuk menyiapkan beberapa makanan di atas meja.

“Hai.” Ucap Hime segera mengambil tempat duduk dan bersiap – siap menyantap makanan.

“Hime, hari ini libur bukan? Kau ingin melakukan apa?” Tanya Ayah Hime.

“Emm, aku belum terfikir sih, Ayah,” Ucap Hime di sela – sela makannya.

“Bgaimana kalau ikut ayah bekerja?”

“Ha? Boleh?”

“Tentu saja, daripada kamu suntuk di rumah?”

“Asyik!” Ucap Hime senang.

“Ayo berangkat, kau sudah mandi bukan?”

“Sudah dong. Ibu, aku ikut ayah ya?” Pamit Cho.

“Baiklah, hati – hati di sana.”

Kamis, 19 Juli 2012

[FF] You are My Friend -Part 3-


Title                 : You are my friend
Author             : ちょゆき
Chapter           : 3/?
Genre              : Friendship | Tragedy | Hurt | Family | Angst |Drama
Fandom           : (My) Original Character (Hime, Yuri, Mirai, Aya, Cho, Ve)
Rated              : NC - 13
Summary        : Karena kamu adalah temanku . . .
Warning          : Author masih pemula diksinya dari dulu sampai sekarang masih membosankan + makin Alay karena kelamaan hiatus, tapi Fic ini penuh emosi *menurutku*.
Note                : Yappa >o<’’, saya kembali ke dalam dunia asliku, menyenangkan sekali. Sepertinya ini FF terakhir sebelum puasa. Sebenarnya aku mau nulis lagi juga gara – gara dibujuk sama tuh.. Dita, Ar, sama si Kiki dan yang lainnya *kayak ada yang baca :P* yang dari dulu udah nyuruh – nyuruh, tapi baru kubuatin sekarang, Maaf sekali, Maaf jika tidak memuaskan. Karena saya udah terlanjur janji, jadinya belajar gak tenang, makan gak tenang, mandipun gak tenang, buru – buru akan kulunasi hutang saiia, hehehe.


- Dedicated to all of my friends who always read my stories. Thank you so much^^ -



Happy Reading ^^



~~~~Hime . . . 10 years old~~~         

Ahhh, kepalaku sakit sekali. Kelopak mataku masih sangat sulit untuk dibuka, sekujur tubuhku mulai terasa nyeri saat aku mencoba menggerakkannya. Namun walaupun terasa berat, akhirnya aku dapat melihat seluruh keadaan di sekitarku, walaupun dengan pandangan yang sedikit kabur.

Aku  dimana?

Tanda Tanya besar muncul di otakku, Tepatnya rasa penasaranku yang menyeruak saat ingin mengetahui keberadaanku sekarang. Hanya ada pohon – pohon besar yang mengelilingiku, seperti sebuah hutan? Tapi kenapa aku bisa sampai di sini? Saat ku lihat seluruh tubuhku, banyak sekali luka yang terlihat. Saat aku mencoba menelaah lebih jauh, aku menemukan diriku di sebuah hutan, kali ini aku benar – benar yakin, dan sekarang, di sebuah jurang?

“Apa yang terjadi?”

“ Hime ,  Hime, Hime. Disana!!!”

Tiba – tiba terdengar panggilan dari banyak orang yang menyebut satu nama secara berulang – ulang bernada sangat panik.

“Hime!!!!! Kami akan menolongmu.”

Kini salah satu wanita muda di antara mereka melihat ke bawah tepatnya ke dalam sebuah jurang yang cukup dalam sambil berteriak seolah member peringatan tepatnya pertolongan kepada sosok di bawah sana, sosok yang bernama ‘Hime’.

“Hime, kau tidak apa – apa?”

Kini wanita muda dengan postur tubuh yang hampir sama dengan Hime menghampirinya dan langsung sibuk mengecek keseluruhan tubuh Hime, memastikan bahwa keadaannya baik – baik saja.

“Ahh, kau terluka. Sebaiknya harus segera diobatkan.”

Rabu, 18 Juli 2012

[FF] You are my friend -Part 2-

Title                  : You are my friend
Author             : ちょゆき 
Chapter           : 2/?
Genre              : Friendship | Tragedy | Hurt | Family | Angst |Drama
Fandom           : (My) Original Character (Hime, Yuri, Mirai, Aya, Cho, Ve)
Rated              : NC - 13
Summary        : Karena kamu adalah temanku . . .
Warning          : Author masih pemula diksinya dari dulu sampai sekarang masih membosankan + makin Alay karena kelamaan hiatus, tapi Fic ini penuh emosi *menurutku*.
Note                : Yappa >o< saya kembali ke dalam dunia asliku, menyenangkan sekali. Sepertinya ini FF terakhir sebelum puasa. Sebenarnya aku mau nulis lagi juga gara – gara dibujuk sama tuh.. Dita, Ar, sama si Kiki dan yang lainnya *kayak ada yang baca :P* yang dari dulu udah nyuruh – nyuruh, tapi baru kubuatin sekarang, Maaf sekali, Maaf jika tidak memuaskan. Karena saya udah terlanjur janji, jadinya belajar gak tenang, makan gak tenang, mandipun gak tenang, buru – buru akan kulunasi hutang saiia, hehehe.



- Dedicated to all of my friends who always read my stories. Thank you so much^^ -



Happy Reading ^^



Sudah 2 hari, semenjak pertengkaran itu terjadi, Hime tidak masuk sekolah. Sebegitu rapuhnya dia akibat perkataan yang dilontarkan oleh Yuri kala itu? Hingga saat ini pun, Yuri terus saja dihinggapi rasa cemas dan bersalah, dia harus segera memperbaiki hubungannya agar tidak semakin retak bahkan tidak bisa dieratkan lagi. Siang itu, sepulang sekolah Yuri berniat datang kembali ke rumah Hime untuk memastikan keadaannya apakah masih baik – baik saja.

Yuri berjalan menyusuri jalan beraspal itu dengan sedikit rasa cemas. Membayangkan apa yang bakal terjadi ketika di hadapannya sekarang adalah seorang Hime, yang tempo hari benar – benar meluapkan kemarahannya kepada Yuri. Jantungnya mulai berdetak tak beraturan, saat kaki dan raganya sudah mulai mendekati rumah Hime. Seperti biasa, sederet gerbang yang teramat tinggi bahkan sangat tinggi itu sudah menyambut kedatangan Yuri. Hanya ini satu – satunya pintu masuk ke rumah Hime tersebut.

“Ting . . .Tong . . .”

Yuri menekan tombol berbentuk bulat putih di samping gerbang, berharap masih ada orang yang mau mengijinkannya masuk. Tak lama setelah itu, terdengar suara decitan gerbang menandakan ada orang yang sengaja membuka gerbang. Sesegera mungkin Yuri bersiap untuk menerima semua resiko atas dirinya sendiri.

Namun di luar dugaan, di depannya sekarang hanya muncul seorang wanita yang lebih tua dari dirinya, mengenakan baju yang cukup mewah, perawakannya juga sangat cantik dan kulitnya itu putih bersih jika dilihat dari usianya yang terlihat sudah tua. Sepertinya dia keturunan cina, korea, atau jepang.

“Aaa, Dare o osagashi desu ka?
“Ah, Hajimemashite, Yuri desu.”
“Hajimemashite. Yuri-san, ada keperluan apa?”

Sekarang Yuri agak terheran – heran ternyata wanita yang dikiranya orang asing ini bisa bicara bahasa Indonesia.

“Sumimasen, Saya temannya Hime, bisa bertemu dengannya sekarang?”

“Hime? Oh, mari masuk dulu, Hime sedang keluar sebentar tadi.”

“Kemana?”

“Sebaiknya kau masuk dulu.”

“Baiklah.”

Yuri segera mengikuti saran wanita itu. Dia masih penasaran, apakah hubungan wanita ini dengan Hime? Belum pernah Yuri melihat wanita ini di rumah Hime sebelumnya. Yuri dibawa ke ruang tamu di rumah yang sudah pernah ia kunjungi sebelumnya.

“Silahkan duduk.”

“Iya.”

Yuri menuruti wanita itu.

“Jadi kau ini temannya Hime?” Ucap wanita itu memulai pembicaraan.

“Iya. Maaf kalau boleh tau, anda siapa?” Tanya Yuri penasaran.

“Oh, perkenalkan namaku Mirai, aku tantenya Hime.”

“Oh, begitu. Ngomong – ngomong, Hime sedang pergi kemana?”

“Kalau jam saat ini, Paling dia sedang berada di panti asuhan.”

Yuri terheran – heran dengan pernyataan tante Mirai kali ini. Panti asuhan? Apa yang Hime lakukan di sana. Sepertinya sangat mustahil jika seorang Hime yang terkenal egois itu berada di sana.

Selasa, 17 Juli 2012

[FF] You are My Friend -Part 1-

Title                 : You are my friend
Author             : ちょゆき
Chapter           : 1/?
Genre              : Friendship | Tragedy | Hurt | Family | Angst |Drama
Fandom           : (My) Original Character (Hime, Yuri, Mirai, Aya, Cho, Ve)
Rated              : NC - 13
Summary        : Karena kamu adalah temanku . . .
Warning          : Author masih pemula diksinya dari dulu sampai sekarang masih membosankan + makin Alay karena kelamaan hiatus, tapi Fic ini penuh emosi *menurutku*.
Note                : Yappa >o<’’, saya kembali ke dalam dunia asliku, menyenangkan sekali. Sepertinya ini FF terakhir sebelum puasa. Sebenarnya aku mau nulis lagi juga gara – gara dibujuk sama tuh.. Dita, Ar, sama si Kiki dan yang lainnya *kayak ada yang baca :P* yang dari dulu udah nyuruh – nyuruh, tapi baru kubuatin sekarang, Maaf sekali, Maaf jika tidak memuaskan. Karena saya udah terlanjur janji, jadinya belajar gak tenang, makan gak tenang, mandipun gak tenang, buru – buru akan kulunasi hutang saiia, hehehe.


- Dedicated to all of my friends who always read my stories. Thank you so much^^ -



Happy Reading ^^



Persahabatan itu tak ternilai harganya
Tidak ada yang namanya mantan sahabat atau teman
Karena kalianlah pelengkap hidupku
Penyemangatku dan pelindungku
Kenangan bersama kalian adalah yang terindah
Kebersamaan itu akan selalu kuingat
Aku cinta kalian…



***

.Dimana saatnya kita merasa kehilangan atas seseorang atau beberapa orang, terpaksa meninggalkan mereka karena tuntutan dan kewajiban demi cita – cita dan mimpi. Meninggalkan masa – masa indah itu tanpa bisa kembali, tapi masa itulah yang takkan pernah hilang, selalu menjadi kenangan terindah dan paling indah, cintailah sahabatmu sayangilah mereka ketika engkau masih bersama, peluk erat bersama mimpi – mimpi itu^^…




“Plok, Plok, Plok.”



Tepuk tangan terdengar riuh mengisi ruangan kelas ketika Ve selesai membaca salah satu ceritanya. Dia membungkukkan badan sejenak kemudian mengangkatnya kembali sebagai rasa terima kasih. Kemudian ia berjalan perlahan menuju bangkunya, kemudian kembali mendengarkan gurunya.



“Baiklah itu salah satu contoh cerita yang bisa disebut cerita pendek, dan sepertinya jam pelajaran sudah akan berakhir. Kita lanjutkan besok lagi, Sayounara!”



“Sayounaraaa….”



Jawab semua murid ketika Ruki-sensei menutup pertemuan itu dengan semangat, diikuti semua siswa  yang terlihat sibuk dengan segala aktivitas mereka akhir sekolah.  Begitupun dengan wanita yang duduk satu meja di belakang Ve. Wanita manis itu sibuk merapikan segala peralatan sekolahnya yang tergeletak di atas meja kemudian memasukkannya ke dalam tas pink nya itu. Siapa sangka, wanita yang terlihat sangat anggun itu mempunyai watak yang tak disukai oleh beberapa orang temannya. Begitu juga dengan teman sebangkunya, walaupun mereka kelihatan akrab, tapi teman sebangku wanita itu yang tak lain bernama Yuri itu menyimpan luka yang tak terlihat tapi sangat bisa dirasakan. Namun ia hanya diam, ia tak ingin menyakiti temannya itu.

“Sampai jumpa besok Hime.” Ucap Yuri sembari melukiskan sedikit senyuman kecil di wajahnya.

“Yup.”

Seperti biasanya Hime hanya menjawab singkat tanpa ekspresi kemudian berlalu tanpa meninggalkan pesan. Apa dia selalu seperti itu? Yuri hanya terdiam dan seolah sudah terbiasa dengan sikap temannya tersebut. Sudah 1 tahun mereka bersama duduk di bangku SMA ini. Namun sikapnya yang tidak menyenangkan itu membuatnya tidak memiliki banyak teman, tapi tidak untuk Yuri. Beruntung sekali Hime memiliki teman yang menerimanya apa adanya.

Teman yang baik itu selalu mengerti keadaan temannya, menerima segala kekurangan dan kelebihan tanpa keluhan sedikitpun, walau terkadang menyakitkan.

Hime berjalan perlahan, sendirian. Dia selalu begitu, tak asing bagi semua warga sekolah melihatnya sendirian, namun menjadi sangat mengherankan jika ia dikelilingi banyak orang. Ia mempercepat langkahnya untuk keluar dari gerbang. Jemputan ternyata sudah menunggu di depannya, Hmmm… Dia memang anak orang kaya, setiap hari selalu di antar kemudian dijemput oleh sopirnya, bahkan kemanapun ia pergi.

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka sampai di sebuah rumah megah bercatkan putih yang terlihat mendominasi. Taman yang luas penuh dengan pepohonan bahkan terlihat seperti perkebunan jika terlihat dari luar. Hime turun dari mobilnya kemudian memasuki rumah megah itu yang merupakan rumahnya sendiri.

Sepi. Sungguh aneh jika orang yang belum terlalu mengenalnya beserta seisi rumahnya yang terkesan serba mewah itu namun terasa mempunyai nuansa seperti rumah kosong. Tidak bagi Hime, ia sudah terbiasa dengan kondisi rumah yang didiaminya sejak ia kecil itu. Dia menaruh tasnya di atas sofa dan merebahkan badannya di sana. Kemudian mengambil remote disampingnya dan menekan tombol power untuk menyalakan TV layar datar di depannya itu. Ia memejamkan matanya seperti tertidur.


~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~


“Ahh, Hime, Maaf.”

Salah satu siswa di kantin itu sibuk membersihkan baju seragam Hime yang terkena noda kecap menggunakan sapu tangannya. Ekspresinya terlihat sangat panik bersamaan dengan tangannya yang sedikit bergemetar saat menyentuh baju seragam Hime.

‘Prakkk’

Senin, 02 Juli 2012

Yeti, Manusia Raksasa Himalaya


Yeti, Siapa dia?



Dugaan figur Yeti.

Yeti atau Manusia Salju yang Menakutkan adalah sejenis primata besar yang menyerupai manusia yang menghuni wilayah pegunungan Himalaya di Nepal dan Tibet. Nama Yeti dan Meh-Teh umummnya digunakan secara luas oleh masyarakat di wilayah tersebut, dan dianggap sebagai kisah sejarah dan mitos yang masih misterius. Orang-orang Nepal juga menyebutnya Bonmanche yang berarti "manusia liar" atau "Kanchanjunga rachyyas" yang berarti "Iblis Kanchanjunga."

Baru-baru ini sekelompok penjelajah untuk program film dokumenter ‘Destination Truth’ mengklaim menemukan bukti baru mengenai keberadaan mahluk raksasa Yeti yang misterius di Himalaya, Nepal.
Menurut Josh Gates, pembawa acara serial tersebut, bukti-bukti baru tersebut berupa tapak kaki utuh milik Yeti yang besarnya hampir dua kali ukuran tapak kaki manusia.

Tapak tersebut ditemukan di dekat bantaran sebuah sungai Manju yang tidak ditinggali manusia. Lokasi tempat itu tiga hari perjalanan kaki dari Lukla, daerah yang jauhnya sekitar 150 kilometer arah utara dari ibu kota Nepal, Kathmandu.

“Kami sedang melakukan penyelidikan pada suatu malam di dekat bantaran sungai sekitar tiga hari lalu, ketika itu yang terlebih dulu melihat tapak tersebut adalah salah satu pemandu kami, lalu dia memberitahu kami,” kata Josh.

Akhirnya cetakan tapak kaki tersebut mereka bawa meski semua anggota tim tak bisa menjelaskan apa sesungguhnya yang mereka lihat. Jika dilihat dari ukuran telapak kaki sepanjang 33 cm Yeti memiliki tinggi tak kurang dari 2,4 meter.

“Kami sedang bersiap membawa tapak-tapak kaki ini ke Amerika Serikat untuk dianalisa lebih lanjut,” kata Gates yang tetap berhati-hati mengenai penemuan tersebut tetapi dia bersikap terbuka terhadap keyakinan orang lain.

Banyak orang Nepal Himalaya dan Tibet yang percaya bahwa makhluk itu ada, meskipun bukti pastinya masih belum terungkap. Bukti-bukti yang pernah diajukan seperti tengkorak dan pecahan tulang sudah ditolak para ahli yang menganggapnya tulang hewan.

“Ada banyak orang yang Himalaya yang punya pengalaman sejati, dan saya tidak tahu bagaimana caranya agar kami bisa memasukkan semua saksi mata. Tentunya harus ada lebih banyak usaha untuk menjelaskan hal ini,” katanya.

Bagi Gates dan timnya, penemuan itu merupakan suatu yang tidak terduga, setelah mereka berkeliling ke puluhan negara demi mencari mahluk-mahluk sejenis Yeti.

“Berbicara dengan penduduk setempat tentang penampakan yang mereka lihat dan menemukan sepotong bukti, meskipun bukan bukti nyata yang menyakinkan, adalah hal yang menggairahkan,” kata Gates.
Tim itu akan kembali ke Nepal untuk melakukan lebih banyak penyelidikan jika hasil laboratorium membenarkan temuan tersebut.

Saat ini tim ‘Destination Truth’ bergerak menuju Afrika kemudian ke Brazil untuk menyelidiki legenda makhluk lainnya. Sayangnya, kisah tentang Yeti baru bisa dinikmati secara lengkap pada 2008.

[Sinopsis] Terjadinya Selat Bali


Konon, kisah ini terjadi sewaktu pulang Jawa dan Pulau Bali belum terpisah. Beberapa abad yang lalu, terdapat suatu pertapaan disebuah lereng gunung. Tinggallah seorang Brahmana yang sakti bernama Begawan Sidhimantra. Dia juga dikenal sebagai pertapa yang ramah dan senang menolong. 

Begawan Sidhimantra memiliki seorang istri yang cantik yang dikenal dengan Nyi Sidhimantra. Merka memiliki seorang anak bernama Manik Angkeran. Mereka sangat menyayangi anaknya. Terutama Nyi Sidhimantra yang sangat memanjakan Manik Angkeran. Diusianya yang terbilang masih kanak-kanak, Manik Angkeran trbiasa bermain jauh dari rumahnya. Terkadang orang tuanya dibuat cemas olehnya.

“Manik Angkeran, kemana saja kau bermain seharian? Kau brmain terlalu jauh. Kau akan diganggu orang jahat nanti.” Kata ibunya.

“ Siapa yang berani brbuat jahat kepadaku. Bu? Siapapun tahu kalau aku anak dari Begawan Sidhimantra.”sahutnya

“ Ya… Bagaimanapun juga kau tidak boleh bermain sejauh itu. Kurasa desa seberang itu sangat jauh…!”

Namun, Manik Angkeran tidak menghiraukan nasihat ibunya. Ia tetap mendatangi desa seberang itu. Disana ada sesuatu yang menarik, yaitu adu ayam jago. Sewaktu pulang, ia masih saja memikirkan apa yang ia lihat tadi.

Esok harinya ia pergi ke arena adu ayam tersebut. Dia ikut bertaruh dan akhirnya ia mendapat kemenangan. Namun, ada seorang warga desa yang mengadukan Manik kepada Sidhimantra. Sidhimantrapun marah besar kepada Manik Angkeran. Dia merasa kecewa dngan apa yang sudah diperbuat oleh anaknya itu. 

Untuk sementara, Manik Angkeran insyahf. Dia menekui hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan. Namun hal itu tidak berlangsung lama, Manik Angkeran kembali ke arena itu. Demikian terus sampai beberapa tahun. Suatu hari, ibunya mengetahui apa yang dilakukan oleh Manik Angkeran. Nyi Sidhimantra merasa sedih dan kecewa. Manik memohon agar ibunya tidak memberitahukan hal ini kepada ayahnya.

[Contoh Pidato Bahasa Inggris] Nationalism

My teachers to whom I respect and my friends I am proud of…

First of all,  let us offer the Blessing and Guidance of one almighty God so that we can gather in this room, with the feeling of  happiness  and safe and sound condition.To all of my friends.., on this occasion, I want to deliver a speech with the theme of nationalism. As we know, spirit of nationalism or love of country should have been grown in every citizen because it automatically becomes the strength of the country. Many things can foster the spirit of nationalism.Growing the spirit of nationalism can be realized easily by watching the events like the national badminton team that wins the world championships, appreciating Indonesian students  who win the Olympic of mathematics in Japan and other proud achievements. This, of course, will enhance a love of country. If we have been already in love, we would want to always keep and protect it.But what exactly happened at the moment, the spirit of nationalism becomes increasingly sluggish with the times. Many of our people imitate foreign action and culture adopted and broadcast freely in the media.The depletion of the nationalism spirit among people has a major influence on students, for their characteristic is still unstable and tend to imitate what they think is great or "slang" in the language of teenagers. Meanwhile, at the present time only  a few students who care about the situation of this country. In fact, as students who are also citizens of the nation must be sensitive to the problem, for, in spite of this, we should be concerned with our country.For the students, cultivating and instilling a sense of nationalism can be achieved simply by doing their assignments, that is learning so they can excel and be proud of Indonesia in the international arena. The rest, do not act negatively.  Acting reasonably is a form of patriotic attitude. No weapon is needed anymore like in the past.This spirit of nationalism has to be emphasized to students like us because we who will hold power in this country someday. So, with an approach to nationalism, we will know how one should lead the nation in order keep growing and this country is no longer colonized.In addition, it is also important to teach history to students so they know the origins of this country and how hard the heroes struggled plus knowing the identity of the nation. In this way, hopefully we will better appreciate the services of a hero and increase the sense of nationalism in us.

And thus enough I deliver this speech, thanks for your attention and if there are  unpleased words, I ask for your forgiveness. See you.


[English Drama] Better Late than Never but Never Late is The Best


One day, in  X.10 class of Senior High School 1 Sukoharjo, there are two students who is studying physics science. They are so confuse about the subject.

Febriana : “Oh My God, I don’t know about this material.”
Ganing : “Me too, what does it matter ?”
Febriana : “ I don’t know about this material, I can’t solve the question.”
Ganing : “Here, I will help you sist!’’

Ganing is thinking about resolving the question.

Ganing : “Hmmm…. I can’t do it too. Hehehe…’’

Suddenly, Nana and Ingrid come to their place.

Nana and Ingrid : “Hey Febri, Hey Ganing!”

Ganing and Febriana : “Hey!”
Ingrid : “You look very frustration. What is the problem?”
Febriana : “Hmm… we confused about our physic science.”
Ganing : “Do you know? How many our value in physic examination?”

(Show their value)

Nana : “ Don’t break up sist. We still have second opportunity. Don’t we?”
Ingrid : “Yes, Nana  is right. We must repair our value!”
Nana : “ What do you think, if we study together?”
Ingrid, Ganing, Febriana : “ Brilliant!”

Then, they study together. They help one another and try to solve question.

Ganing : “Yeee…. I can resolve the question of number 5.”
Febriana : “I can do it too.”
Nana and Ingrid : “Yes, we can do it too. Hahaha.”

After study together, they go home.

In the morning, the examination be held. They do their task with confident and convince. Few a day, after that, value of their examination devided.  And beyond belief, they get perfect value, 100. They are so happy about it because their effort is success.

Ganing, Ingrid, Nana, and Febriana : “ Better late than never but never late is the best!”

            Successing is not come suddenly but there must dream and effort with hard and continue. The effort which can we do are, study and study. Beside that, don’t forget to say prayers.