Hidup
adalah tentang berpindah, begitu kata orang. Hari ini aku merasakan kejadian
yang hampir dirasakan banyak orang di muka bumi.
“Kehilangan”
Hampir setiap orang pernah
merasakan dan mengalami pahitnya kehilangan. Bagaimana tidak? Dirimu yang
semula merasa sepi, sunyi, bahkan ingin pergi. Tetiba, bagai keajaiban yang turun
tak disangka, datanglah sosok yang mampu menjadikan harimu hidup kembali.
Rasanya kau ingin melihatnya
setiap hari. Seolah-olah hanya dengan melihat matanya saja, kekuatan dan gairah
hidup selalu berkobar di dalam jiwa. Sosok yang kamu harap akan menjadi
semangat diri itu akan selalu ada dan menetap. Namun nyatanya kau lupa, bahwa
tidak ada yang benar-benar menetap. Akhirnya kau mendapati bahwa dia tidak bisa
tinggal lama-lama di sana. Dia harus pergi.
Yah, setiap orang yang datang
bisa jadi ujian dan hikmah bagi orang lain, tergantung bagaimana kita
menanggapinya. Mungkin ia bisa menjadi hikmah, ketika sosok itu mampu
mendatangkan begitu banyak kebaikan, inspirasi, dan cerminan dari sebuah
perilaku yang patut dicontoh. Hingga membuat orang-orang di sekililingnya
sontak dituntun ke arah cahaya kebaikan
Namun, manusia tetaplah manusia.
Tidak ada yang sempurna. Sewaktu-waktu, ia berubah menjadi ujian saat sosok itu
menampakkan sisi keburukan -di beberapa kesempatan- yang tidak bisa kamu
tolerir. Namun bukan itu yang perlu diperhatikan. Kau harus fokus terhadap sisi
baiknya. Kau harusnya menjadikannya pembelajaran hidup, sebuah pembelajaran
untuk bertumbuh lebih baik, bukan malah menilai/menghakimi.
Hingga sejak saat itu, kau
bingung dan linglung. Apakah kedatangannya benar-benar memberikan dampak
bagimu? Ataukah kau hanya terpukau dengan raganya? Kau lupa bahwa semestinya
sikap dan pelajaran hidupnya lah yang mesti kau ambil. Hingga akhirnya kau tersadar,
bahwa matamu sudah dibutakan oleh jalan dan niat yang salah.
Apa yang kau rasakan saat ini, kau kehilangan sosoknya atau raganya?
Kau menangis karena kehilangan
panutan atau kau hanya berdalih saja, ternyata kau takut menahan badai
kerinduan yang fana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar