Dreaming in حلالا way. . .

Halaman

Cari Blog Ini

Apa sih artinya?

Jumat, 14 Desember 2018

Kehilangan Sosok



                  Hidup adalah tentang berpindah, begitu kata orang. Hari ini aku merasakan kejadian yang hampir dirasakan banyak orang di muka bumi.

                “Kehilangan”

                Hampir setiap orang pernah merasakan dan mengalami pahitnya kehilangan. Bagaimana tidak? Dirimu yang semula merasa sepi, sunyi, bahkan ingin pergi. Tetiba, bagai keajaiban yang turun tak disangka, datanglah sosok yang mampu menjadikan harimu hidup kembali.

                Rasanya kau ingin melihatnya setiap hari. Seolah-olah hanya dengan melihat matanya saja, kekuatan dan gairah hidup selalu berkobar di dalam jiwa. Sosok yang kamu harap akan menjadi semangat diri itu akan selalu ada dan menetap. Namun nyatanya kau lupa, bahwa tidak ada yang benar-benar menetap. Akhirnya kau mendapati bahwa dia tidak bisa tinggal lama-lama di sana. Dia harus pergi.

               Yah, setiap orang yang datang bisa jadi ujian dan hikmah bagi orang lain, tergantung bagaimana kita menanggapinya. Mungkin ia bisa menjadi hikmah, ketika sosok itu mampu mendatangkan begitu banyak kebaikan, inspirasi, dan cerminan dari sebuah perilaku yang patut dicontoh. Hingga membuat orang-orang di sekililingnya sontak dituntun ke arah cahaya kebaikan  

                Namun, manusia tetaplah manusia. Tidak ada yang sempurna. Sewaktu-waktu, ia berubah menjadi ujian saat sosok itu menampakkan sisi keburukan -di beberapa kesempatan- yang tidak bisa kamu tolerir. Namun bukan itu yang perlu diperhatikan. Kau harus fokus terhadap sisi baiknya. Kau harusnya menjadikannya pembelajaran hidup, sebuah pembelajaran untuk bertumbuh lebih baik, bukan malah menilai/menghakimi.

                Hingga sejak saat itu, kau bingung dan linglung. Apakah kedatangannya benar-benar memberikan dampak bagimu? Ataukah kau hanya terpukau dengan raganya? Kau lupa bahwa semestinya sikap dan pelajaran hidupnya lah yang mesti kau ambil. Hingga akhirnya kau tersadar, bahwa matamu sudah dibutakan oleh jalan dan niat yang salah.

Coba perbaiki niatmu. Tanyakan lagi kepada hati nuranimu?
Apa yang kau rasakan saat ini, kau kehilangan sosoknya atau raganya?
Kau menangis karena kehilangan panutan atau kau hanya berdalih saja, ternyata kau takut  menahan badai kerinduan yang fana.

Sukoharjo, 13122018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar