Bismillah..
Waktu tepat menunjukkan pukul 14.30, itu berarti sudah 2 jam
lebih terjaga. Flashback ke belakang lagi, 2 jam yang lalu ngapain aja yaa?
Penyakit sekaligus kekurangan yang belum bisa diatasi dari
sekarang, target-target berceceran, DL banyak yang kelewatan. Yah, semoga
selanjutnya tersadar deh.
Niatnya sih, mau latihan bikin esai terus latihan bahasa
inggris, terus latihan bangun pagi juga tapi lagi-lagi rencananya melenceng ke
sana kemari. Jadi, sebelum saya melanjutkan latihan bikin esai, saya ingin
bercerita sedikit, sejenak melepas penat karena aktivitas yang tidak sesuai hati.
Entah kenapa sulit banget menyatukan perasaan dengan tulisan nonsastra. Ya sudah
lah mungkin butuh banyak belajar lagi dan lagi.
Jadi beberapa hari yang lalu, saya dan keluarga pergi ke
suatu tempat makan di salah satu mall Solo, yang sudah pasti brandnya terkenal
banget dan tidak perlu disebutkan. Dan kembali pada kebiasaanku yang suka
mengamati orang, layaknya detektif, haha. Tapi entahlah, menurutku pribadi dan
psikologi orang lain selalu menarik uintuk dibahas.
Ada salah satu pelayan tempat makan tersebut, tepatnya
seorang office boy. Yah sepertinya dia masih sangat muda, wajahnya masih
terlihat polos dengan bibir merah merekahnya. Bukan gambaran wajahnya yang
membuatku terpana. Tapi ekspresi yang pasti menunjukkan kepribadiannya yang
membuatku semakin penasaran hingga pengamatanku tak berhenti ketika dia sedang
disibukkan dengan pekerjaannya mengepel lantai di sampingku.
Jadi seperti ini, dari office boy tadi, aku sedikit menebak
bahwa anak muda itu menjalankan seluruh pekerjaannya dengan ikhlas dan sangat
sungguh-sungguh. Dari office boy itu, aku tersadar bahwa, pekerjaan apapun yang
mungkin dianggap orang lain rendah dan tidak bernilai bisa sangat berarti bagi
orang lain. Dan Kita tidak bisa menghakimi bahwa pekerjaan itu lebih rendah dibanding
yang lain, bisa saja dia menyimpan berjuta rahasia dari pekerjaannya tersebut.
Seperti kisah dari pemulung yang dapat melanjutkan studinya
hingga S2 dan juga cerita dari kakak tingkat SMAku yang harus bekerja dari
pukul 1 dini hari hingga fajar untuk membiayai sekolahnya, dan sekarang dia
berhasil menempuh studi di perguruan tinggi kenamaan di Bandung.
Dari situ, aku belajar tentang sikap menghargai dan rendah
hati. Diri ini ternyata tidak berarti apa-apa dibanding mereka. Diriku yang
sudah menginjak semester 3 tapi masih menggantungkan diri pada orang tua, dan
masih bersikap manja di kesehariannya. Ahh, malu sekali rasanya.
Dari situ saya juga belajar, bahwa tidak baik merendahkan
orang dari segi pekerjaan, status, atau hartanya. bisa jadi mereka lebih unggul
dan mandiri dibanding kita, jadi teringat pesan umi pipik di salah satu seminar
yang saya hadiri dahulu.
``Jangan berpikir bahwa orang lain lebih rendah dari kita
hanya karena segi penampilan dan pekerjaan, bias jadi mereka lebih rajin dalam
hal beribadah dan beramal, serta lebih mulia dihadapan ALLAH SWT``
Semoga dari sini bisa semakin memperbaiki diri dan belajar
dari segala yang berlalu dan yang diamati. Kagum sama Mas-mas Office Boy dengan
wajah polos dan ikhlas itu, rasanya ingin sekali memberi semangat dan belajar
banyak hal darinya.
#BelajarBersyukur #BelajarKerjaKeras #BelajarIkhlas #BelajarRendahHati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar