Assalamu`alaikum wr wb
Bismillah,
Jam segini biasanya saya sudah
tertidur lelap, namun karena tadi siang sudah tidur lumayan lama jadi belum
mengantuk. Namun setidaknya ini note terakhir sebelum tidur dan KMD. Ya, pada 1
Agustus 2015, saya dan teman-teman PGSD
PGPAUD UNS akan melaksanakan Kursus Mahir Dasar untuk Pembina pramuka. Wah,
sebenarnya, kegiatan ini cukup membuat panik, karena sejak SD memang saya tidak
menyukai pramuka dan tidak menguasai ilmunya secara rinci. Jadi beginilah,
ingin kemah saja jadi tidak bahagia. Namun, inilah takdir, saya dipertemukan
lagi dengan pramuka, kemah, dan jajarannya. Biarkanlah waktu yang menjawab,
saya yakin cinta akan tumbuh untuk mereka.
Sebenarnya note ini tidak untuk
membahas KMD, namun tentang istilah Baper.
Ya, pasti teman-teman sudah tidak asing dengan istilah ini bukan? Bawa Perasaan
atau disingkat baper biasanya disebut
setelah munculnya luapan perasaan ketika melakukan sesuatu. Sbenarnya saya juga
termasuk tipe baper tersebut, namun jika baper diartikan dengan perasaan suka
kepada lawan jenis, itu tidak berlsayabagi saya. Berarti baper versi saya
sedikit berbeda hehe.
Baper menurutku tidak hanya
menyangkut pada perasaan suka atau patah hati dari lawan jenis, namun kepada
setiap orang di kehidupan kita. Saya sering sekali merasakan perasaan itu
ketika bertemu dengan bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak, dan adik-adik di
beberapa tempat. Contohnya, saya paling tidak kuatmenahan perasaan jika melihat
seorang Ibu atau bapak yang bekerja keras di jalan seperti berjualan koran di
tengah terik matahari, berdagang, menyapu, dll. Terlepas dari sikap
merendahkan, tapi saya bisa merasakan betapa lelahnya hal tersebut. Ketika
melihat hal itu, rasanya air mata ingin keluar begitu saja. Namun untuk
menghentikannya, saya s terpaksa berhenti memandangi mereka. Pada saat itu,
saya langsung teringat bapak dan Ibu saya. Pasti mereka selama ini sudah
bekerja sedemikian kerasnya dan saya belum pernah membahagiakan mereka. Saya masih
jadi anak manja, cengeng, dan belum mandiri.
Seperti hari ini tadi, saya melihat
bapak-bapak penjual koran di pom bensin, kebetulan saya sedang mengisi bensin
saat itu. Beliau menjajakan koran dan menawarkannya kepada setiap orang di
sana, namun tidak satu pun yang mempedulikannya. Sepertinya raut wajahnya sudah
terlalu lelah, seketika sayateringat bapak yang sedang bekerja di Jakarta. Beliau
juga berdagang, namun beliau lebih menjual alat-alat kesehatan di toko online. Karena
saya berniat ingin membantu, saya membeli satu korannya dengan harga 4ribu. Entahlah rasanya lega sekali bisa
membantu bapak itu, hitung-hitung bersedekah. Yang membuat lebih spesial lagi,
ketika saya memutuskan untuk membelinya, bapak itu langsung tersenyum senang. Saya
bisa merasakan kelegaannya saat satu korannya berhasil terjual, walaupun masih
banyak koran yang lain, dari situ saya jadi tersentuh dan baper hehe.
Alhamdulillah, bisa menyenangkan
orang lain. Walaupun akhir-akhir ini banyak modus penipuan yang membuatku tidak
mudah percaya dengan orang lain seperti yang dikatakan omku dulu, jangan pernah
100% mempercayai orang lain. Namun biarlah, setidaknya bapak-bapak itu mau
berusaha dan tidak meminta-minta. Walaupun saya tidak tahu maksud dan niat
sebenarnya dari beliau, tapi saya tidak boleh berprasangka, yang penting niat
kita untuk menolong orang lain itu teralisasikan.
Setelah itu, yang membuatku berbeda (mungkin),
saya paling kebawa perasaan saat melihat kakak beradik dan ayah dengan anaknya yang berjalan atau
bersepeda ataupun melakukan aktivitas lain bersamaan. Entahlah, rasanya damai
kalau melihat mereka bercanda dan saling tertawa satu sama lain. Apalagi jika
melihat seorang kakak laki-laki yang dengan telaten merawat dan menjaga adiknya,
begitu pun jika melihat seorang ayah yang menjaga anak-anak mereka. Mungkin
karena saya begitu merindukan ayah yang hanya pulang 3 bulan sekali, jadi
begitu merindukan sosok laki-laki di rumah, jadi kebawa perasaan deh, hehe.
Mungkin itulah yang menyebabkan saya tidak terbiasa bergaul dengan anak
laki-laki dan bawaannya canggung terus. Maaf ya :D
Ya seperti itulah saya memaknai baper
dari sudut pandang lain. Bukan istilahnya yang terpenting, namun bagaimana kita
membawa suatu istilah menuju sisi yang positif. Semoga baper kita mengarah pada
tujuan positif dan mendorong kita untuk menumbukan sikap kepedulian terhadap
orang lain.
Semoga bermanfaat
Wassalamu`alaikum wr wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar