Dreaming in حلالا way. . .

Halaman

Cari Blog Ini

Apa sih artinya?

Senin, 10 Agustus 2015

“Baper” in Another Side




Assalamu`alaikum wr wb 

Bismillah, 

Jam segini biasanya saya sudah tertidur lelap, namun karena tadi siang sudah tidur lumayan lama jadi belum mengantuk. Namun setidaknya ini note terakhir sebelum tidur dan KMD. Ya, pada 1 Agustus 2015, saya dan teman-teman  PGSD PGPAUD UNS akan melaksanakan Kursus Mahir Dasar untuk Pembina pramuka. Wah, sebenarnya, kegiatan ini cukup membuat panik, karena sejak SD memang saya tidak menyukai pramuka dan tidak menguasai ilmunya secara rinci. Jadi beginilah, ingin kemah saja jadi tidak bahagia. Namun, inilah takdir, saya dipertemukan lagi dengan pramuka, kemah, dan jajarannya. Biarkanlah waktu yang menjawab, saya yakin cinta akan tumbuh untuk mereka.

Sebenarnya note ini tidak untuk membahas KMD, namun tentang istilah Baper. Ya, pasti teman-teman sudah tidak asing dengan istilah ini bukan? Bawa Perasaan atau disingkat baper biasanya disebut setelah munculnya luapan perasaan ketika melakukan sesuatu. Sbenarnya saya juga termasuk tipe baper tersebut, namun jika baper diartikan dengan perasaan suka kepada lawan jenis, itu tidak berlsayabagi saya. Berarti baper versi saya sedikit berbeda hehe.

Baper menurutku tidak hanya menyangkut pada perasaan suka atau patah hati dari lawan jenis, namun kepada setiap orang di kehidupan kita. Saya sering sekali merasakan perasaan itu ketika bertemu dengan bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak, dan adik-adik di beberapa tempat. Contohnya, saya paling tidak kuatmenahan perasaan jika melihat seorang Ibu atau bapak yang bekerja keras di jalan seperti berjualan koran di tengah terik matahari, berdagang, menyapu, dll. Terlepas dari sikap merendahkan, tapi saya bisa merasakan betapa lelahnya hal tersebut. Ketika melihat hal itu, rasanya air mata ingin keluar begitu saja. Namun untuk menghentikannya, saya s terpaksa berhenti memandangi mereka. Pada saat itu, saya langsung teringat bapak dan Ibu saya. Pasti mereka selama ini sudah bekerja sedemikian kerasnya dan saya belum pernah membahagiakan mereka. Saya masih jadi anak manja, cengeng, dan belum mandiri. 

Seperti hari ini tadi, saya melihat bapak-bapak penjual koran di pom bensin, kebetulan saya sedang mengisi bensin saat itu. Beliau menjajakan koran dan menawarkannya kepada setiap orang di sana, namun tidak satu pun yang mempedulikannya. Sepertinya raut wajahnya sudah terlalu lelah, seketika sayateringat bapak yang sedang bekerja di Jakarta. Beliau juga berdagang, namun beliau lebih menjual alat-alat kesehatan di toko online. Karena saya berniat ingin membantu, saya membeli satu korannya dengan harga  4ribu. Entahlah rasanya lega sekali bisa membantu bapak itu, hitung-hitung bersedekah. Yang membuat lebih spesial lagi, ketika saya memutuskan untuk membelinya, bapak itu langsung tersenyum senang. Saya bisa merasakan kelegaannya saat satu korannya berhasil terjual, walaupun masih banyak koran yang lain, dari situ saya jadi tersentuh dan baper hehe. 

Alhamdulillah, bisa menyenangkan orang lain. Walaupun akhir-akhir ini banyak modus penipuan yang membuatku tidak mudah percaya dengan orang lain seperti yang dikatakan omku dulu, jangan pernah 100% mempercayai orang lain. Namun biarlah, setidaknya bapak-bapak itu mau berusaha dan tidak meminta-minta. Walaupun saya tidak tahu maksud dan niat sebenarnya dari beliau, tapi saya tidak boleh berprasangka, yang penting niat kita untuk menolong orang lain itu teralisasikan. 

Setelah itu, yang membuatku berbeda (mungkin), saya paling kebawa perasaan saat melihat kakak beradik  dan ayah dengan anaknya yang berjalan atau bersepeda ataupun melakukan aktivitas lain bersamaan. Entahlah, rasanya damai kalau melihat mereka bercanda dan saling tertawa satu sama lain. Apalagi jika melihat seorang kakak laki-laki yang dengan telaten merawat dan menjaga adiknya, begitu pun jika melihat seorang ayah yang menjaga anak-anak mereka. Mungkin karena saya begitu merindukan ayah yang hanya pulang 3 bulan sekali, jadi begitu merindukan sosok laki-laki di rumah, jadi kebawa perasaan deh, hehe. Mungkin itulah yang menyebabkan saya tidak terbiasa bergaul dengan anak laki-laki dan bawaannya canggung terus. Maaf ya :D

Ya seperti itulah saya memaknai baper dari sudut pandang lain. Bukan istilahnya yang terpenting, namun bagaimana kita membawa suatu istilah menuju sisi yang positif. Semoga baper kita mengarah pada tujuan positif dan mendorong kita untuk menumbukan sikap kepedulian terhadap orang lain. 

Semoga bermanfaat
Wassalamu`alaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar