Dreaming in حلالا way. . .

Halaman

Cari Blog Ini

Apa sih artinya?

Minggu, 25 Februari 2018

Dare to Dream



Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaykum wr wb. 

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin masih diberi kesempatan untuk menulis kembali dan mengisi postingan blog yang sudah lama tidak terurus. Insyallah postingan kali ini menjadi salah satu postingan yang paling berkesan di antara banyak pengalaman hidupku. 

Sebenarnya bingung mau mulai darimana, Alhamdulillah bulan kemarin menjadi bulan yang indah bagiku dan teman-teman di beberapa prodi di FKIP. Salah satu impianku untuk pergi ke luar negeri terwujud, sungguhMaha Besar ALLAH. Tentunya tanpa pertolongan ALLAH, doa orang tua, dan teman-teman, aku tidak akan pernah mengenggam salah satu impian yang mungkin dianggap mustahil itu. 

Keinginan untuk ke luar negeri sebenarnya sudah muncul dari semester 3 dan Alhamdulillah baru terwujud di semester 8 haha, namun tak mengapa tentu ALLAH memberikan takdir ini pada waktu yang tepat. Sebelumnya, aku melewati banyak sekali kegalauan dan kebimbangan tentang impianku yang satu ini, terhitung perjalanan selama 5 semester menjadi saksi kegagalanku yang bertubi. Tetapi aku hanya memasrahkan segala keputusan dan hidupku kepada ALLAH semata. Hingga di akhir semester 6 menuju semester 7, aku berdoa lebih tekun dari biasanya. Aku juga tak mengerti mengapa aku begitu ingin menginjakkan kaki di Negara lain, ditambah waktuku sebagai mahasiswa yang sudah mulai berkurang. Semester 7 adalah semester terakhir bagi mahasiswa untuk mengambil mata kuliah sebelum menuju masa-masa skrispi. 

Pada waktu itu aku berpikir, mana mungkin aku memiliki kesempatan untuk pergi ke luar ngeri pada waktu genting seperti ini, saat tugas, PPL, ujian, dan proposal menumpuk menjadi kesibukan sehari-hari. Mana mungkin juga aku memiliki keinginan pergi ke luar negeri sebelum lulus sekaligus berkeinginan untuk lulus cepat? Bagaimana bisa kedua hal itu terwujud? Namun, lagi-lagi ALLAH menunjukkan kemudahannya, semester 7 memaksaku untuk bekerja lebih giat, mengerjakan skripsi di tengah-tengah kepadatan PPL dan tugas kuliah. Nikmat ALLAH lagi-lagi datang saat aku diumumkan menjadi salah satu peserta yang lolos mengikuti SEA TEACHER salah satu program pertukaran mahasiswa pendidikan untuk merasakan pengalaman mengajar di Negara lain dalam lingkup ASEAN. Untuk yang ingin tahu lebih kegiatankudi sana bisa akses diblog (ingridesu96.wordpress.com) Masyaallah, aku tak bisa menahan rasa senangku kala itu, sungguh aku percaya bahwa jika kita melibatkan ALLAH di setiap urusan, kesibukan, dan impian kita, tak ada kata mustahil.

Setelah pengumuman, tentu saja aku dan teman-teman mempersiapkan segala perlengkapan sebelum keberangkatan. Selalu ada hal yang dikorbankan jika kita akan memperjuangkan hal lain, ya aku percaya itu. Mau tidak mau, aku harus menunda pengerjaan skripsiku selama satu bulan exchange ke Filipina. Namun, hal itu sudah menjadi konsekuensi atas pilihan ini, toh ini merupakan kesempatan yang tidak akan datang lagi mengingat beberapa bulan lagi aku sudah melepas status sebagai mahasiswa. Selain itu, skripsi juga bisa dikerjakan dan harus dikerjakan setiap hari, kalau exchange tidak semua orang mendapatkan kesempatannya. Tentu saja sudah jelas pilihannya kan?

Jangan lupakan mimpi-mimpi, konon mereka tidak benar-benar pergi

Aku suka kata-kata ini, hampir saja aku memupus keinginan dan impianku untuk terbang ke luar negeri hanya karena ketidakmungkinanan dan prasangka-prasangka yang aku ciptakan sendiri, namun jika ALLAH menghendaki tentu saja tidak ada yang mustahil. Sungguh ALLAH maha baik kepada para hambaNya.

Bukan aku yang mampu tapi ALLAH lah yang memampukan dan bukan aku yang hebat tapi ALLAH lah yang menghebatkan

Alhamdulillah ketika pulang, kami diberi kesempatan untuk mampir di Malaysia dan mengunjungi beberapa tempat yang menjadi impianku sebelumnya, seperti petronas dan KL Tower. Walaupun KL Tower hanya terlihat dari kejauhan, tapi tidak masalah, karena aku dan teman-teman bisa mengabadikan momen-momen di menara Petronas. Masyaallah, berasa mimpi, hehe

Oh ya, kemarin ada adik-adik yang tanya tips dan triknya. Rasanya, aku masih belum pantas untuk membagi tips-trik tersebut, mengingat pencapaianku yang belum seberapa dan belum layak dijadikan inspirasi. Bagi adik-adik yang pengen merasakan exchange, silahkan cari informasi-informasi di social media. Kalian akan menemukan banyak sekali program exchange student bagi mahasiswa. Setelah itu, pahami persyaratannya, salah satu persyaratan yang menjadi momok adalah bahasa inggris. Ya, hampir semua syarat exchange student adalah memahami dan bisa berkomunikasi bahasa inggris dengan baik dan benar. Itulah yang menjadi hambatanku selama ini juga, hehe. Namun, jangan putus semangat, aku juga nggak terlalu bisa bahasa inggris lho, ya Cuma sedikit-sedikit, itupun nggak lancer. Jadi PD aja, kalau nunggu lancar bahasa inggris baru mau daftar exchange, kapan daftarnya? Pokoknya dicoba dulu. Tips lainnya yang tak kalah penting adalah cukup percaya dengan ketetapan ALLAH, bermimpilah namun jangan lupa berusaha dan berdoa, serta minta orang tua untuk merestui dan mendoakan mimpi-mimpi kalian. Jangan terlalu ambisius dan berharap, tugas kita hanya berusaha dan berdoa, untuk hasil bukanlah ranah kita lagi, ALLAH lah yang menentukan. Insyaallah apapun hasilnya, itulah yang menjadi berkah untuk kita. Toh keberhasilan kita bukan menjadi tanda bahwa kita menjadi orang paling beruntung, namun ridho ALLAH lah yang lebih kita harapkan. Jadi jangan mengukur kesuksesan dengan pencapaian dunia saja, karena ingatlah dunia hanya setetes air di lautan yang luas. 

Oh ya, pencapaian kita janganlah menjadi penghalang keimanan, tentunya harus menjadi penambah keimanan kita di sepanjang waktu. Apalah arti pencapaian dunia jika tidak membuat kita semakin mendekat kepadaNya. Hal itu juga berlaku dimanapun berada, termasuk di Negara orang. Filipina bukanlah Negara dengan penduduk mayoritas muslim, jadi sudah kebayang bagaimana kami bisa beradaptasi dengan kultur budaya dan agama yang berbeda kan? Emm, banyak sekali cerita yang mengesankan dan mengharukan di Negara tersebut, Insyaallah akan diposting pada kesempatan berikutnya. 

Terima kasih sudah membaca, semoga menginspirasi dan bermanfaat. Akhirnya.

Work Hard in the silence. Let’s success make the noise
 Do it! For the sake of ALLAH. 

















Rabu, 09 Agustus 2017

Shabira



Segala bentuk ibadah memiliki pahala yang telah ditentukan. Namun untuk kesabaran ALLAH SWT memberikan pahala yang tanpa batas.

Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi ALLAH itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az Zumar : 10)

Kalau bicara soal sabar tentu saja tidak akan ada batasannya. Iya, karena ALLAH pun sudah berfirman bahwa sabar menjadi salah satu amalan yang tanpa batas dan pahalanya pun insyaallah juga tanpa batas.

Tidakada istilahnya, “kesabaranku sudah habis” atau “sabar kan ada batasnya”. Ternyata tidak seperti itu kawan. Sabar bagiku memiliki arti melapangkan hati, melapangkan ruang penerimaan, serta ruang keikhlasan dalam diri kita.

Tentu saja, kalau dipikir-pikir lumayan berat untuk melakukan amalan ini mengingat sifat manusia yang memiliki hawa nafsu dan amarah. Namun, tidakkah kita malu dengan para nabi dan sahabat-sahabatnya dahulu yang sudah pasti memiliki kesabaran ekstra dalam berdakwah? Kesabaran kita saat ini tentu tak ada apa-apanya dibanding mereka. Saat ini kita hanya dituntut untuk bersabar menghadapi ejekan, cemoohan, bahkan penolakan. Tidak seperti para amirul mukminin yang sampai harus mengorbankan nyawa mereka demi amalan mulia ini.

Pantas saja ada istilah yang menyebutkan bahwa orang yang kuat bukanlah orang yang dapat mengalahkan lawannya, melainkan orang yang dapat bersabar menahan hawa nafsu dan amarahnya. Memang benar sabar adalah amalan berat, karena tidak hanya melibatkan oang lain, tetapi kita juga harus bersabar terhadap diri kita sendiri. Sabar memang pahit, namun pasti akan berbuah manis. Jadi bersabarlah kawan, insyaallah surga untukmu.

Minggu, 30 Juli 2017

KKN UNS 2017 - PART 2



Part 2

Ternyata daerah yang kita pilih pertama kali saaat pendaftaran tidak membuat kita langsung ditempatkan di sana. Beberapa minggu setelah pemilihan daerah KKN tersebut, tiba-tiba ada pengurangan kuota di beberapa daerah, termasuk Boyolali. Aku langsung panik, karena bisa jadi ada beberapa nama yang akan dipindahkan entah kemana. Tapi ternyata, tanpa kuduga sebelumnya namaku memang dipindah, namun aku dipindah di daerah Surakarta. 

Entah, aku harus merasa bahagia atau sedih waktu itu hehe, tapi aku bersyukur sekali, ada beberapa temanku yang dipindah di daerah yg lebih jauh. Yah, mungkin di balik segala skenario ini, ada hikmah yang tersimpan sangat indah. Yah, benar saja banyak perjalanan unik, berkesan, hingga mendebarkan saat KKN. KKN Surakarta. 

Kebetulan, aku dan kelompokku mendapatkan daerah KKN yang tidak terlalu jauh dari rumah, hanya berselang 30 menit saja jika ditempuh dengan kendaraan bermotor. Oh ya, aku belum mengenalkan kelompokku ya hehe. Kami mendapatkan daerah di Joyotakan, sekitar solo baru. Kelompokku terdiri dari 7 orang. Mungkin ada yang bertanya, mengapa sedikit sekali? Awalnya sih ada 9 orang, tapi karena ada beberapa permasalahan yang mungkin tidak bisa aku ceritakan di sini, sehingga ada 2 orang yang harus berpisah dari kelompok kita. Oh ya, 7 orang inilah yang akan menemaniku selama 45 hari ke depan. 7 orang yang belajar arti kebersamaan dan kebijaksanaan. 

1.      Zaki 
      Ini dia ketua kita, satu-satunya laki-laki di kelompokku, hehe. Zaki adalah mahasiswa agribisnis. Sejauh yang aku lihat dan aku rasakan selama beberapa hari bersama dengan Zaki, dia anaknya baik, humoris, dan tenang. Mungkin karena udah berpengalaman jadi aktivis kampus, jadinya sudah terbiasa dengan beragam kondisi di KKN kita, hehe. Tapi sejauh ini dia adalah mahasiswa yang kece, mampu mengelola emosi, pintar mencairkan suasana, problem solver, dan mampu menengahi konflik. Menurutku dia masuk kategori pemimpin ideal. Two Thumbs buat Zaki,  belajar banyak dari anak ini. 

2.      Mitha
Dia anak geografi. Orangnya lucu, kadang kalem, kadang humoris juga. Dia termasuk anak yang rajin dan aktif di kelompok kita. Mitha termasuk pribadi yang tanggap terhadap masalah dan keadaan menurutku, nggak kayak aku yang kurang peka hehe. So far, selama beberapa hari bareng dia, Mitha anak yang supel dan nyaman buat diajak berinteraksi. 

3.      Ellen
Ini dia anak kedokteran yang ada di kelompok kita. Orangnya pinter, rajin, dan aktif. Menurutku dia yang paling aktif dalam masalah menyelesaikan proker, paling well prepared, sehingga membuat proker kita tertata dan terkondisikan. Ellen juga anak yang supel, humoris, dan banyak ketawa hehe. Dia yang paling bisa mencairkan suasana jika muncul keheningan di berbagai keadaan. Ngefans deh sama Ellen.

4.      Yuniar
Yuniar adalah mahasiswa hukum. Orangnya cantik, kalem, dan kadang humoris. Yuniar juga well prepared orangnya. Selama bareng Yuniar di KKN, anaknya supel dan ramah. Suka deh J

5.      Thu Zar
Thu Zar itu mahasiswa asing dari Myanmar. Dia kuliah di UNS ambil jurusan Farmasi. Oh ya, walaupun dari foreign country, bahasa indonesianya udah mahir banget lhoo. Thu zar orangnya lucu, kalem, dan murah hati sekali diaa. 

6.      Mbak Dinar
Mbak Dinar adalah satu-satunya mahasiswa yang sudah bekerja dan berkeluarga di kelompok kita. Mbak dinar itu masuk kategori problem solver di kelompok kita. Beliau bijak, dewasa, dan keibuan banget. Beliau juga student mom lho, kebayang kan, betapa repotnya kuliah sambil harus ngurus anak, keren banget pokoknya. Belajar banyak dari Mbak dinar

Nah, itu dia kelompok KKN kota ku, walaupun kita KKN Cuma sampai sore, tapi semoga KKN kita memberi dampak bagi masyarakat sekitar ya, semangat buat “kita”

KKN UNS 2017 - PART 1





PART 1
Apa yang ada di benak mu pertama kali mendengar kata KKN? Pasti pikiran mu langsung menerawang ke segala arah, mengira-ngira kehidupan di salah satu pelosok pulau ataupun negeri. Begitu pun dengan ku, ketika kita harus menempuh kewajiban menapaki KKN sebagai salah satu sks dalam kuliah di semester ini. Sejujurnya, aku sedikit panik kala itu. Aku langsung bergidik saat membayangkan hidup selama 45 hari di salah satu daerah terpencil dengan kondisi yang sama sekali jauh berbeda dari kota. Pantas saja, aku memang belum pernah tinggal di tempat selain rumah, sehingga kekhawatiran sedikit menghantuiku, walaupun sedikit berlebihan sih.

Kala itu, aku langsung punya tekad besar untuk belajar masak, haha. Ya, aku sudah mengira bahwa KKN adalah masa-masa dimana kita harus memasak sendiri, tidak mungkin kan jika setiap hari harus membeli makanan di warung layaknya di kampus. Alasan lain adalah mungkin aku khawatir jika saja teman-temanku mahir memasak, sedangkan aku belum terlalu bisa hehe, setidaknya aku tidak ingin menjadi wanita yang hanya merepotkan saja, wkwkw

Masa-masa pemilihan daerah KKN adalah masa-masa dramatis menurutku. Coba bayangkan, kita harus begadang sampai pukul 1 dini hari, karena pembukaan pendaftarannya adalah jam tersebut. Telat sedikit saja, mungkin kita akan dapat daerah pelosok hehe. Namun ternyata, pembukaannya diundur pukul 8 pagi. Aku dan teman-teman mendadak kecewa kala itu, haaha, lucu juga kalau diingat-ingat.

Pagi harinya, kami melanjutkan perjuangan untuk langsung online di depan laptop, bahkan beberapa temanku ada yang berangkat pagi untuk dapat mengakses wifi supaya sinyalnya stabil saat mengakses pendaftaran. Hingga akhirnya pukul 8 pagi tiba, namun ternyata semuanya di luar ekspetasi kita, jaringan langsung error, haha. Aku sudah menduga sih, pasti gara-gara banyak mahasiswa yang mengakses secara bersamaan. Dan aku pun harus menelan kekecewaan lagi, beberapa temanku ada yang masih teguh menunggu jaringan yang loadingnya keterlaluan tersebut, tapi tidak untukku. Aku memilih menunggu jaringan stabil pada siang hari dengan konsekuensi mendapatkan daerah pelosok semakin besar.

Siang harinya. Aku mencoba mengakses jaringan kembali dan ternyata jaringan sudah pulih sesuai tebakanku. Namun sayang, beberapa daerah terdekat sudah terpenuhi kuotanya, tinggal daerah-daerah yang agak jauh. Aku pun segera memilih daerah yang masih sedikit bisa dijangkau. Boyolali. Pertimbangannya karena aku sudah sedikit mengetahui daerah tersebut serta jaraknya yang tidak terlalu jauh dari rumah, sekitar 1,5 jam saja. Setidaknya aku sedikit bersyukur dan merasa lebih tenang kala itu.