PART 1
Apa yang
ada di benak mu pertama kali mendengar kata KKN? Pasti pikiran mu langsung
menerawang ke segala arah, mengira-ngira kehidupan di salah satu pelosok pulau
ataupun negeri. Begitu pun dengan ku, ketika kita harus menempuh kewajiban
menapaki KKN sebagai salah satu sks dalam kuliah di semester ini. Sejujurnya,
aku sedikit panik kala itu. Aku langsung bergidik saat membayangkan hidup
selama 45 hari di salah satu daerah terpencil dengan kondisi yang sama sekali
jauh berbeda dari kota. Pantas saja, aku memang belum pernah tinggal di tempat
selain rumah, sehingga kekhawatiran sedikit menghantuiku, walaupun sedikit
berlebihan sih.
Kala itu,
aku langsung punya tekad besar untuk belajar masak, haha. Ya, aku sudah mengira
bahwa KKN adalah masa-masa dimana kita harus memasak sendiri, tidak mungkin kan
jika setiap hari harus membeli makanan di warung layaknya di kampus. Alasan
lain adalah mungkin aku khawatir jika saja teman-temanku mahir memasak,
sedangkan aku belum terlalu bisa hehe, setidaknya aku tidak ingin menjadi wanita
yang hanya merepotkan saja, wkwkw
Masa-masa
pemilihan daerah KKN adalah masa-masa dramatis menurutku. Coba bayangkan, kita
harus begadang sampai pukul 1 dini hari, karena pembukaan pendaftarannya adalah
jam tersebut. Telat sedikit saja, mungkin kita akan dapat daerah pelosok hehe. Namun
ternyata, pembukaannya diundur pukul 8 pagi. Aku dan teman-teman mendadak
kecewa kala itu, haaha, lucu juga kalau diingat-ingat.
Pagi
harinya, kami melanjutkan perjuangan untuk langsung online di depan laptop,
bahkan beberapa temanku ada yang berangkat pagi untuk dapat mengakses wifi
supaya sinyalnya stabil saat mengakses pendaftaran. Hingga akhirnya pukul 8
pagi tiba, namun ternyata semuanya di luar ekspetasi kita, jaringan langsung
error, haha. Aku sudah menduga sih, pasti gara-gara banyak mahasiswa yang
mengakses secara bersamaan. Dan aku pun harus menelan kekecewaan lagi, beberapa
temanku ada yang masih teguh menunggu jaringan yang loadingnya keterlaluan
tersebut, tapi tidak untukku. Aku memilih menunggu jaringan stabil pada siang
hari dengan konsekuensi mendapatkan daerah pelosok semakin besar.
Siang
harinya. Aku mencoba mengakses jaringan kembali dan ternyata jaringan sudah
pulih sesuai tebakanku. Namun sayang, beberapa daerah terdekat sudah terpenuhi
kuotanya, tinggal daerah-daerah yang agak jauh. Aku pun segera memilih daerah
yang masih sedikit bisa dijangkau. Boyolali. Pertimbangannya karena aku sudah
sedikit mengetahui daerah tersebut serta jaraknya yang tidak terlalu jauh dari
rumah, sekitar 1,5 jam saja. Setidaknya aku sedikit bersyukur dan merasa lebih
tenang kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar