Dreaming in حلالا way. . .

Halaman

Cari Blog Ini

Apa sih artinya?

Jumat, 20 Juli 2012

[FF] You are my Friend -Part 4-


Title                 : You are my friend
Author             : ちょゆき
Chapter           : 4/?
Genre              : Friendship | Tragedy | Hurt | Family | Angst |Drama
Fandom           : (My) Original Character (Hime, Yuri, Mirai, Aya, Cho, Ve)
Rated              : NC - 13
Summary        : Karena kamu adalah temanku . . .
Warning          : Author masih pemula diksinya dari dulu sampai sekarang masih membosankan + makin Alay karena kelamaan hiatus, tapi Fic ini penuh emosi *menurutku*.
Note                : Yappa >o<’’, saya kembali ke dalam dunia asliku, menyenangkan sekali. Sepertinya ini FF terakhir sebelum puasa. Sebenarnya aku mau nulis lagi juga gara – gara dibujuk sama tuh.. Dita, Ar, sama si Kiki dan yang lainnya *kayak ada yang baca :P* yang dari dulu udah nyuruh – nyuruh, tapi baru kubuatin sekarang, Maaf sekali, Maaf jika tidak memuaskan. Karena saya udah terlanjur janji, jadinya belajar gak tenang, makan gak tenang, mandipun gak tenang, buru – buru akan kulunasi hutang saiia, hehehe.


- Dedicated to all of my friends who always read my stories. Thank you so much^^ -



Happy Reading ^^




~~~~Hime . . . 14 years  old~~~         ~


THE TRAGEDY


Persahabatan Hime dan Cho semakin akrab, ketika kedua orang tua mereka menjalani suatu kerja sama di dalam salah satu bisnis yang amat menjanjikan. Kebetulan mereka adalah kepala perusahaan besar di Jakarta dan tanpa disengaja, kedua perusahaan sedang menangani suatu proyek yang sama. Mereka menjalani proyek dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit *ngawur xD*. Hanya saja, perusahaan ayah Himelah yang lebih mendominasi, awalnya kerja sama mereka berjalan dengan baik, namun bulan demi bulan, terlihat suatu kejanggalan terjadi pada ayah Cho.

Ayah Cho yang bernama Mr. Tsuzuke itu akhir – akhir ini dicurigai oleh beberapa bawahan dari ayah Hime, Mr. Tetsuya. Tapi, mereka tidak berani mengatakan fakta ini kepada Mr. Tetsuya karena takut dianggap tidak menghormati atasan mereka. Merekapun hanya menganggapnya angin lalu.


~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~


“Bagaimana rencana kita?”

Seorang lelaki berjas hitam sedang memandang keluar jendela siang itu, di sebuah ruangan yang cukup besar dan penuh dengan tumpukan buku hingga peralatan kantor yang terletak di atas meja. Memang benar laki – laki  ini adalah seorang pemilik perusahaan.

“Sepertinya akan berhasil, rencana sudah kami persiapkan secara matang.”

“Bagus. Proyek ini harus menjadi milik kita sepenuhnya.”

“Baik, Mr. Tsuzuke.”

Untuk yang pertama kalinya pria berjas hitam bernama Mr. Tsuzuke itu berbalik dan menyunggingkan senyum sinis di bibirnya.


~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~/\~


“Ohayou!”

Seorang perempuan muda berlarian kecil menuruni tangga rumahnya menuju meja makan. Ia terlihat sangat ceria pagi itu ketika menyambut kedua orang tuanya.

“Ohayou Hime-san, ayo segera sarapan!” Ucap ibu Hime yang terlihat sibuk menyiapkan beberapa makanan di atas meja.

“Hai.” Ucap Hime segera mengambil tempat duduk dan bersiap – siap menyantap makanan.

“Hime, hari ini libur bukan? Kau ingin melakukan apa?” Tanya Ayah Hime.

“Emm, aku belum terfikir sih, Ayah,” Ucap Hime di sela – sela makannya.

“Bgaimana kalau ikut ayah bekerja?”

“Ha? Boleh?”

“Tentu saja, daripada kamu suntuk di rumah?”

“Asyik!” Ucap Hime senang.

“Ayo berangkat, kau sudah mandi bukan?”

“Sudah dong. Ibu, aku ikut ayah ya?” Pamit Cho.

“Baiklah, hati – hati di sana.”



Hime dan ayahnya segera berangkat menuju perusahaan dimana ayah Hime bekerja. Jarak antara perusahaan dan rumah Hime memang cukup jauh sehingga memakan banyak waktu. Dalam perjalanan, mereka saling bercerita banyak hal.

“Tumben, ayah mengajakku?” Hime memulai pembicaraan.

“Kau tidak mau?” Jawab Ayah Hime tenang

“Bukan begitu, sebenarnya aku juga penasaran dengan perusahaan ayah. Jadi aku mau ikut, heheeh.”

Ayah Hime tidak menjawab, ia hanya tersenyum tipis. Memang, Mr.Tetsuya adalah pribadi yang tak banyak bicara namun beliau adalah sosok yang bijaksana sebagai seorang pemimpin.

Beberapa lama kemudian, mereka tiba di tempat tujuan. Masih asing bagi Hime melihat tempat kerja ayahnya itu, pasalnya ia baru pertama kali ini ikut ayahnya bekerja.

“Kita sampai” Ayah Hime menunjukkan tempat kerjanya itu kepada putri semata wayangnya

“Oh, lumayan keren.”

Hime melihat lingkungan sekitar dimana ia berada sekarang. Dia sedikit kagum dengan gedung perusahaan ayahnya itu. Cukup besar.

“Ayah tidak ke tempat proyek?”

“Tidak, sudah ada beberapa pekerja di sana.” Jawab Ayah Hime sambil terus berjalan memasuki gedung bercat putih itu. Demikian juga dengan Hime yang terus mengikuti ayahnya. Hingga mereka sampai di sebuah ruangan yang terletak agak di sudut gedung.

“Ini ruangan ayah?”

“iya, masuklah.”

Hime masuk ke ruangan ayahnya, seperti kondisi kantor pada umumnya, ruangan ini penuh berkas – berkas dan bermacam – macam stopmap yang tertumpuk di atas meja.

“Waw, sepertinya ayah orang sibuk ya?” Ucap Hime mengejek.

“Kau ini.” Balas Mr. Tetsuya sedikit tertawa.

“Emm, ayah. Sepertinya aku ingin ke kamar kecil dulu deh. Dimana?”

“Oh, tidak jauh dari ruangan ini, kau lurus saja ke timur, di sebelah kanan ada toilet. Mau ayah antar?”

“Oh, tidak usah ayah.” Tolak Hime.

“Baiklah.”

Hime kemudian keluar dari ruangan ayahnya dan segera mencari toilet sesuai dengan petunjuk ayahnya tadi. Awalnya memang agak sulit, karena belum terbiasa beradaptasi di tempat ini. Namun Hime merubah tanggapannya karena tidak lama setelah itu, ia menemukan toilet yang dimaksud.

Setelah selesai, ia kembali lagi ke Ruangan ayahnya. Harus diakui bahwa  ia perlu mengikuti Mr. Tetsuya karena Hime belum terlalu tau dengan denah gedung ini, bisa – bisa dia tersesat jika ia berkeliaran seenaknya.

Ketika ia sudah mulai dekat dengan ruangan ayahnya, kira – kira hanya berjarak 5 meter, terdengar suara ribut dari ruangan ayah. Hime terlonjak kaget, dan mendadak takut kalau terjadi apa – apa dengan ayahnya. Saat ia berniat memasuki ruangan ayahnya, ia menghentikan langkahnya saat mengetahui pintu akan dibuka seseorang dari dalam. Hime segera menyembunyikan tubuhnya itu di balik dinding tidak jauh dari sana, sembari mengintip sedikit untuk menjawab rasa penasarannya dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Ketika pintu sudah sepenuhnya terbuka, ia melihat ayahnya pingsan tak berdaya bersama tali yang mengikat tangan dan kakinya. Ia dibopong oleh beberapa orang bertubuh kekar.

Ayah diculik?

Kepanikan menyeruak dari hati Hime, ia takut, jikalau ayah dalam bahaya. Namun, untuk saat ini ia tak mungkin menolongnya, karena dia hanya sendiri. Ketika ada satu orang yang keluar paling akhir, sepertinya tidak asing lagi bagi Hime. Ia ingin sekali mengetahui siapa sosok di balik ini semua, dan betapa terkejutnya ia, saat orang itu menolehkan wajahnya ke arah Hime, guna mengecek keadaan. Hime langsung membalikkan tubuhnya untuk bersembunyi saat ia mengetahui bahwa orang itu,

Mr. Tsuzuke?


to be continued . . .

Kenapa semakin pendek semakin pedek, hehe. Garing ya? *Banget*.
Tenang bagi yang sudah bosan, kurang 1 atau 2 part lagi kok^^
Boleh minta kripik dan sumbangan lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar