Dreaming in حلالا way. . .

Halaman

Cari Blog Ini

Apa sih artinya?

Minggu, 02 Juli 2017

Tentang Keresahan Anak dan Kebahagiaan orang tua



Membahagiakan, membanggakan dan berbakti kepada kedua orang tua pasti menjadi tujuan besar bagi semua anak di muka bumi ini. Tentu saja, kebahagian mereka tumbuh menjadi pemicu semangat seorang anak, sebagai bentuk balas budi yang mungkin tidak akan pernah setara dengan kasih sayang yang telah mereka beri selama ini.
Namun tak semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk hal ini. Mungkin sebagian anak merasa belum mampu membahagiakan orang tua, walau dalam hatinya sangat ingin melakukan hal tersebut. Pun denganku sekarang, sejujurnya aku belum mengerti apa – apa yang membuat mereka bahagia. Selama perjalanan hidupku sebagai siswa dan mahasiswa, perasaan bahagia dari kedua orang tua cukup mudah diartikan dari senyuman yang mereka ulas. Ketika mendapati anaknya juara kelas, memperoleh penghargaan, menambah piala di rumah, dan hingga lulus tes PTN. Semua itu menjadi asumsi kebahagiaan orang tua dari segi ukuranku saat ini.
Namun entah mengapa, asumsiku tentang kebahagiaan orang tua sebagai mahasiswa yang sedang menempuh tingkat akhir berubah seketika. Aku merasa ukuran kebahagiaan orang tua pun ikut bertambah. Hingga saat ini, ketika aku tak pernah lagi menambah piala di rumah, vakum menulis, hingga tidak terlalu menggebu dalam mengikuti lomba, jarang sekali terlihat senyum terukir dari wajah mereka. Sedih? Tentu saja.
Karena aku berpikir bahwa ukuran kebahagiaan sebagai mahasiswa yang tidak menunggu lama lagi akan mengalami kehidupan pasca kampus, tidak lagi diukur dari prestasi-prestasi itu. Aku berpikir mereka akan lebih bahagia jika anaknya memperoleh pekerjaan yang membuatnya nyaman, mendapatkan penghasilan yang membuat kehidupannya terjamin, hingga menemukan jodoh yang tepat sesuai umurnya yang sudah beranjak matang.
Dan untuk mencapainya tidaklah semudah hanya dengan berada di depan laptop, berselancar di dunia maya, atau mencoba beberapa lomba untuk mencari-cari keberuntungan memperoleh penghargaan-penghargaan seperti dahulu. Jika boleh jujur, sungguh aku belum dapat menjamin bahwa aku bisa mendapatkan itu semua tepat waktu, saat pasca kampus kelak. Sungguh, dalam nurani seorang anak, ingin sekali mengenyam kesuksesan seketikan, ingin sekali memperoleh penghasilan yang dapat diberikan untuk orang tua, ingin sekali menjadi mandiri seperti orang-orang yang sudah bekerja bertahun-tahun, ingin sekali rasanya membahagiakan orang tua yang sudah berharap bahwa anaknya dapat menikah pada usia yang muda.
Andai Bapak dan Ibu tahu perasaan anakmu ini, sungguh aku ingin mencapai itu semua saat lulus nanti. Namun, sekali lagi urusan rezeki dan jodoh bukanlah kuasaku, ALLAH lah yang mengatur. Terlepas dari benar tidaknya asumsi-asumsi dari pikiranku itu, setidaknya aku dapat mengukur, bahwa kelak diri ini tidak akan menetapkan ukuran kebahagian yang terlalu tinggi untuk anakku kelak. Supaya mereka tetap dapat menjalani hidupNya dengan tenang, menjalani hidup hanya untuk satu tujuan, mengharap Ridho ALLAH SWT. Saat ini, aku hanya bisa berdoa semoga ALLAH mempermudah jalan dan urusan anak-anak yang masih berjuang untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar