Begitu banyak fenomena
yang mengundang banyak kejadian di sekitar kita dengan mudahnya. Ada yang
manis, ada yang pahit, dan tak sedikit hanya datar saja. Sebagai manusia kita
menikmatinya dengan perasaan masing-masing.
Bicara soal perasaan, sejatinya
perasaan adalah sebuah karunia dari ALLAH. Rasa yang dimiliki manusia mampu
menandakan bahwa kita sebagai makhluk yang paling mulia. Rasa adalah sesutu yang
sangat penting bagi jiwa manusia itu sendiri. Dengan rasa, kita menjadi manusia
yang peka, dengan rasa kita menjadi manusia yang mudah peduli dengan orang
lain. Namun, dengan rasa pula kadang kita sering membenci, menghakimi, bahkan
memusuhi manusia lain. Pada dasarnya semua tergantung niat menjaga perasaan kita
masing-masing.
Tak terkecuali perasaan
cinta. Sering kita mengaitkan perasaan itu dengan asumsi kita, menerka-nerka
apakah cinta sudah sampai pada orang yang tepat? Berasumsi bahwa orang itu
adalah teman hidupnya yang dicari selama ini. Namun pertanyaan-pertanyaan itu
tak kunjung menimbulkan jawaban. Tentu saja tak berjawab, semua hannya sebatas
asumsi, tidak lebih.
Di dunia ini banyak
sekali orang-orang –mungkin dengan penulis tulisan ini- yang menebak-nebak
bahwa seseorang adalah jodohnya. Berasumsi sedemikian rupa hingga muncul
angan-angan yang melalaikan. Kita lupa bahwa urusan jodoh adalah urusan Tuhan,
tak terkecuali perasaan.
Sungguh sulit mengalami
hidup pada masa sekarang, ketika usia masih bersahabat dan peka dengan
perasaan-perasaan merah jambu tersebut. Menurutku, kita perlu mengklarifikasi perasaan itu, sendiri
setidaknya hal itu membuat hati kita tenang, karena kita tahu kebenaran tentang
perasaan yang sebelumnya hanya sebatas asumsi ini.
Pertemuan.
Aku tak tahu bagaimana
cara yang tepat untuk mengklarifikasi
perasaan selain bertemu -dan tentu saja bermunajat pada Tuhan yang memiliki
rasa ini-. Setidaknya, keputusan untuk bertemu tidak membuat kita berdiam diri
terlalu lama, terkepung dengan pikiran-pikiran yang pasti, angan-angan yang
kelabu, dan buaian-buaian rasa yang semu.
Menurutku lagi, kita
tidak perlu mengklarifikasi perasaan secara gamblang pada orang yang kita tuju.
Maksudku di sini, mengungkapkan dengan bertanya langsung. Menurutku cara itu
lumayan susah dan aku yakin sebagian dari kita tidak memiliki keberanian yang
lebih untuk bertanya hal itu. Bagaimana aku bisa tahu? Yah, karena aku juga
pernah jatuh cinta, hehe
Saranku, kita bisa
melihat responnya saat melihat ataupun berbincang dengan kita. Entah bagaimana
caranya, pada tahap ini perasaanmu lah yang berperan besar. Sulit menjelaskannya,
namun jika kau memiliki kepekaan yang besar, maka kau akan temukan jawabannya. Apakah
perasaanmu menuju sasaran yang tepat? Atau jangan-jangan asumsimu yang
mendominasi hati dan pikiranmu, menutupi kenyataan bahwa sebenarnya bukan kamu
yang ia cari, tapi orang lain.
Semoga, kita bukan
termasuk orang-orang yang panjang angan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar